Tuesday, April 7, 2015

LETS MAKE "LUBANG BIOPORI" *Tahap pengerjaan*

Safira Ayu Danashfati
LI21-1801430180
Rabu, 15 April 2015



     Sejujurnya ini adalah kali pertama saya membuat lubang biopori dan i feel very excited! Bahasan yang akan sangat menarik buat teman-teman yang belum pernah membuat biopori, disamping kegunaannya demi menyelamatkan sentuhan kecil untuk bumi kita membuat biopori sangat mudah dan cepat apabila dilakukan dengan sungguh-sungguh! 
     Pembuatan Lubang Resapan Biopori bukannya susah, tetapi memang membutuhkan daya tenaga lebih terutama untuk menggali tanahnya. Sebelum masuk ke tahap-tahap pembuatannya, saya akan menjelaskan kembali sedikit mengenai fungsi biopori ini. Biopori atau yang biasanya disebut sebagai Lubang Resapan Biopori ini mempunyai dwifungsi atau dua fungsi. Fungsi yang pertama bisa dijadikan sebagai lubang resapan dan fungsi keduanya saat kita memasukkan sampah organik berupa dedauan yang gugur bisa dijadikan pupuk kompos, lho! Disamping menyenangkan, pembuatan biopori tidak asal-asalan lho, disini kita harus mampu mengihitung semua hal dari mulai jarak, mekanisme kerja biopori, proses penguraian, dan lain-lain. Berikut adalah penjelasan mengenai alat dan bahan serta cuplikan foto dari saya dan teman-teman kelompok yang bekerja pada hari Selasa, 31 Maret 2015 lalu.

Alat dan bahan yang dibutuhkan :
1. Alat bor manual : Model U. Alat tersebut kami beli langsung via SMS ke Institut Pertanian Bogor (IPB).





















2. Pipa Paralon : Sepanjang 5 meter kami potong-potong menjadi 10 potong sama rata sepanjang 50                               cm satunya.
    Tutup plastik : Tutup plastiknya kami bolongin sendiri mengunakan bor listrik


3. Sarung Tangan 



     Berikut adalah langkah-langkah yang saya dan teman-teman kerjakan untuk menyelesaikan Lubang Resapan Biopori :
1. 


   Langkah pertama adalah memastikan tanah yang akan kita gali tingginya sama rata dan di tempat yang cukup lowong untuk 10 lubang. Lokasi yang kita dapatkan berada di sebuah tanah luas milik perusahaan yang di tempati oleh masyarakat di depan indomaret tepat di pertigaan rawa belong. Disana kita di temani oleh Bapak Soleh selaku perwakilan masyarakat yang mengelola tanah kosong tersebut. Setelah mendapatkan tanah yang pas, kemudian saya mulai mencoba menggali tanah menggunakan alat bor manual. Wah rasanya berat dan keras sekali saat pertama kali mencoba menggali tanah tersebut, tapi walaupun tidak meminta bantuan teman yang cowok, ternyata saya mampu menyelesaikan 1 lubang dengan hasil usaha saya sendiri kira-kira sepanjang 55 cm lebih untuk diisi dengan pipa paralon dan ukuran diameter pipanya sendiri sepanjang 3 inci sudah sesuai dengan diameter alat bor manual saat membentuk sebuah lingkaran. Agar pipa paralon bisa masuk sempurna ke dalam lubang, saya harus memastikan sepanjang tanah yang saya gali tidak ada batu-batuan ataupun akar tanaman didalamnya. Karena setelah menggali satu lubang, teman-teman saya mempercayai saya untuk membantu menggali tanah yang lainnya dan saya menemukan akar tanaman yang cukup keras padahal saya sudah setengah perjalanan agar lubangnya tergali sempurnya. Wah, ternyata bukan berdandan saja yang membuat saya candu, menggali pun ternyata berhasil membuat saya candu! hehehe...

2.




















    Setelah 10 lubang terselaikan, tahap selanjutnya adalah menutup lubang-lubang tersebut dengan tutup plastik yang sebelumnya telah diberi lubang kecil menggunakan bor listrik. Yang terpenting adalah pastikan kalian memakai sarung tangan atau pelindung lainnya yang sejenis agar terhindar dari kuman dan penyakit, Lalu untuk memastikkan bahwa lubang dan pipanya tidak akan longsor atau bergoyang saat ada hujan lebat, pastikan disekitar permukaan lubang ditutupi dengan tanah padat. Alternatif lainnya adalah dengan memberi semen di sekitar lubang agar jauh lebih kuat, tetapi karena kami menggunakan lokasi perusahaan jadinya kami hanya memperkuat lubang dengan tanah padat.

3.




















    Langkah terakhir adalah mengisi lubang dengan sampah dapur, dedaunan, pangkasan tanaman atau rumput, dan sampah kebun. Dikarenakan lingkungan di sekitar lokasi penuh dengan daun-daun yang berguguran maka kami mengisi lubang dengan dauh-dauh tersebut untuk memulai proses penguraian.

    Bagaimana? Simple bukan proses pengerjaannya? Kami hanya membutuhkan waktu dua jam untuk menyelesaikan segala aktivitas karena menggali tanah sedalam 50 cm lebih sebanyak 10 lubang cukup menguras banyak tenaga kami. Selanjutnya kami tinggal menunggu waktu seminggu kemudian untuk melihat kembali kelanjutan proses dari Lubang Resapan Biopori kami, yaitu adalah penguraian.


Safira Ayu Danashfati
LI21-1801430180

No comments:

Post a Comment