Monday, April 6, 2015

LETS MAKE A CHANGE!






     Terkadang saya merasa begitu miris dengan banyaknya bencana banjir melanda di berbagai tempat, khususnya Ibu Kota Negara Indonesia yaitu, Jakarta. Tapi begitu banyak pula oknum-oknum yang saling menyalahkan bahkan ke pemerintahan sendiri, yang lebih parahnya lagi banyak orang-orang yang berdemo untuk menuntut pemerintah melakukan tindakan untuk menanggulangi banjir. Faktanya, pernah ngga sih terlintas justru banjir itu bermula dari diri kita sendiri? Saya percaya yang namanya "Aksi sama dengan Reaksi",jadiapapun tindakan yang kita lakukan yang baik dan buruk pasti akan menghasilkan sesuatu yang searah dengan tindakan yang kita lakukan. Sering kali saya melihat orang-orang yang belum tergerak hatinya untuk menjaga ibu pertiwi kita yang kian tua dan renta ini. Membuang sampah-sampah bekas makanan dan minuman di pinggir jalan, pengemudi kendaraan membuang ludah dan putung rokok di tengah jalan sembari menyetir, dan masyarakat yang gemar menaruh sampah rumahnya di sembarang tempat. Sebenarnya saya bukan bermaksud untuk menyalahkan pelaku-pelaku yang hanya saya sebutkan diatas,tapi sejujurnya itulah yang sering kali terjadi di depan mata saya. Alasannya adalah karena sedang di tengah jalan, tidak ada tempat sampah di sekitarnya, bahkan ada yang sampai bilang "Ya saya sih ikut-ikutan aja, tuh, banyak yang buang sampah sembarangan juga!". Betapa mirisnya saya mendengar ucapan-ucapan tersebut. Padahal penumpukkan sampah yang takterkendali di berbagai tempat bisa menutup aliran air untuk membawanya ke gorong-gorong dibawah tanah.

Saya rasa potongan gambar diatas sudah sangat menjelaskan pernyataan "Aksi sama dengan Reaksi" seperti yang telah saya jelaskan diatas. Seharusnya masyarakat lebih berkaca kepada diri sendiri dengan "Apa yang telah saya berikan kepada bumi ini?" bukan "Apa yang telah bumi ini berikan kepada saya?"



     Sudah lama sebenarnya saya ingin melakukan tindakan kecil tetapi berarti untuk menjaga dan mempertahankan kesehatan dan kebersihan lingkungan kita dari banjir. Alhamdulillah, dari mata kuliah Character Building yang di pimpin oleh Pak Ketut dari kampus saya di Bina Nusantara, kelas kami dibagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 7 orang untuk mengelola 10 lubang biopori. Biopori adalah lubang sedalam 50-100cm dengan diameter 10-30cm, dimaksudkan sebagai lubang resapan untuk menampung air hujan dan meresapkannya kembali ke tanah. Biopori memperbesar daya tampung tanah terhadap air hujan, mengurangi genangan air, yang selanjutnya mengurangi limpahan air hujan turun ke sungai. Dengan demikian, mengurangi juga aliran dan volume air ke sungai ke tempat yang lebih rendah, seperti Jakarta yang daya tampungnya sangat minim karena dipenuhi oleh banyaknya bangunan,
     Perlu anda ketahui, teknologi biopori yang dicetuskan oleh Ir. Kamir R. Brata, Msc dari Institut Pertanian Bogor (IPB) ini memanfaatkan aktivitas organisme kecil dan dan daun-daun kering untuk menguraikan sampah organik di dalam lubang. Makhluk-makhluk yang hampir tidak pernah hadir didalam ruang sadar kita ini membuat lubang-lubang kecil di dinding lubang selama proses penguraian. Dalam waktu 2-4minggu,proses penguraian menghasilkan pupuk yang berguna sebagai nutrisi tanaman dan menyehatkan tanah.
   Pada postingan selanjutnya saya akan membahas tentang cara pembuatan dan pengelolaan lubang biopori.


Safira Ayu Danashfati
LI21-1801430180

No comments:

Post a Comment